* Lembaga Kajian Konservasi Lingkungan (LK2L)
Masalah sampah menjadi problematika di setiap daerah perkotaan.
Pengelolaan yang salah, hingga manajemen pendistribusian sampah yang
salah bisa menjadikan limbah manusia ini bak sebuah bom waktu yang bisa
meledak kapan saja.
Lembaga Kajian Konservasi (LK2L) sebuah lembaga nirlaba yang bergelut pada isu-isu pelestarian lingkungan hidup, berpendapat permasalahan sampah bukan hanya menjadi tanggungjawab pemerintah saja namun juga menjadi tanggungjawab masyarakat.
"Kalau sulit dilawan, kita kawan saja," tutur Arif Erwinadi, Ketua LK2L. Sebab itulah, LK2L menggaungkan gerakan berkawan dengan sampah. Tidak hanya menggelar kajian sampah diinternal anggota, lembaga ini juga menggelar Focus Group Disscussion (FGD) dengan menghadirkan seluru stake holder.
Program penanganan sampah yang juga dilaksanakan oleh LK2L adalah Pondok Pesantren Bersih Santri Sehat. Secara bergiliran LK2L menggelar sosialisasi berkawan dengan sampah di lembaga pendidikan Islam ini.
Lewat kegiatan ini, LK2L mengajak para santri untuk hidup sehat dengan menjaga kebersihan di lingkungan pondok. Santri juga diajari cara memilah sampah, antara sampah kering dan sampah basah.
Menurut Arif, sampah memiliki nilai ekonomis, apalagi kalau dilakukan daur ulang terhadap sampah tersebut. Karena itulah, lembaga yang dipimpinnya tidak hanya mengajak masyarakat hidup bersih, namun juga memberikan pelatihan daur ulang sampah.
"Beberapa jenis sampah, terutama plastik, bisa didaur ulang untuk keperluan yang lain, contohnya dibuat tas dan barang-barang lainnya," terang Arif. Salah satu eksperimen yang kini sedang dilakukan oleh LK2L adalah mengelola sampah menjadi kerajinan khas oleh-oleh Kota Wisata Batu seperti kalung.
Lembaga yang berdiri pada 5 Juni 2010 ini juga mendirikan sebuah rumah baca di Dusun Sukorembuk, Desa Sidomulyo, Kecamatan Batu, Kota Batu. Rumah Baca yang diberi nama Mejikuhibiniu ini dijadikan pusat literatur lingkungan, sekaligus pusat kajian.
"Secara rutin kita berdiskusi mengenai lingkungan, menambah wawasan dan pengetahuan seputar lingkungan lewat kajian-kajian yang kita laksanakan rutin," papar laki-laki yang juga anggota Dewan Sumber Daya Air Provinsi Jatim.
Arif menambahkan lembaganya mempunyai visi mewujudkan peradaban masyarakat yang sadar dan peduli terhadap konservasi lingkungan. Salah satu bentuk upaya membangkitkan kesadaran masyarakat, LK2L menggandeng Forum Komunikasi Wartawan Batu (FKWB) menggelar kampanye Lindungi Oksigen dan Air Kita pada bulan November 2011. (tim)
Lembaga Kajian Konservasi (LK2L) sebuah lembaga nirlaba yang bergelut pada isu-isu pelestarian lingkungan hidup, berpendapat permasalahan sampah bukan hanya menjadi tanggungjawab pemerintah saja namun juga menjadi tanggungjawab masyarakat.
"Kalau sulit dilawan, kita kawan saja," tutur Arif Erwinadi, Ketua LK2L. Sebab itulah, LK2L menggaungkan gerakan berkawan dengan sampah. Tidak hanya menggelar kajian sampah diinternal anggota, lembaga ini juga menggelar Focus Group Disscussion (FGD) dengan menghadirkan seluru stake holder.
Program penanganan sampah yang juga dilaksanakan oleh LK2L adalah Pondok Pesantren Bersih Santri Sehat. Secara bergiliran LK2L menggelar sosialisasi berkawan dengan sampah di lembaga pendidikan Islam ini.
Lewat kegiatan ini, LK2L mengajak para santri untuk hidup sehat dengan menjaga kebersihan di lingkungan pondok. Santri juga diajari cara memilah sampah, antara sampah kering dan sampah basah.
Menurut Arif, sampah memiliki nilai ekonomis, apalagi kalau dilakukan daur ulang terhadap sampah tersebut. Karena itulah, lembaga yang dipimpinnya tidak hanya mengajak masyarakat hidup bersih, namun juga memberikan pelatihan daur ulang sampah.
"Beberapa jenis sampah, terutama plastik, bisa didaur ulang untuk keperluan yang lain, contohnya dibuat tas dan barang-barang lainnya," terang Arif. Salah satu eksperimen yang kini sedang dilakukan oleh LK2L adalah mengelola sampah menjadi kerajinan khas oleh-oleh Kota Wisata Batu seperti kalung.
Lembaga yang berdiri pada 5 Juni 2010 ini juga mendirikan sebuah rumah baca di Dusun Sukorembuk, Desa Sidomulyo, Kecamatan Batu, Kota Batu. Rumah Baca yang diberi nama Mejikuhibiniu ini dijadikan pusat literatur lingkungan, sekaligus pusat kajian.
"Secara rutin kita berdiskusi mengenai lingkungan, menambah wawasan dan pengetahuan seputar lingkungan lewat kajian-kajian yang kita laksanakan rutin," papar laki-laki yang juga anggota Dewan Sumber Daya Air Provinsi Jatim.
Arif menambahkan lembaganya mempunyai visi mewujudkan peradaban masyarakat yang sadar dan peduli terhadap konservasi lingkungan. Salah satu bentuk upaya membangkitkan kesadaran masyarakat, LK2L menggandeng Forum Komunikasi Wartawan Batu (FKWB) menggelar kampanye Lindungi Oksigen dan Air Kita pada bulan November 2011. (tim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar