Batu,
Memo
Diluar kelaziman sejumlah mahasiswa
yang mengatasnamakan diri Tim Ekologi Biokonservasi (TEB) UMM melakukan penanaman sejumlah pohon di Jl Diponegoro, Kelurahan Sisir, Kecamatan Batu, Kota Batu, Rabun (14/12) malam.
Mereka melakukan penyulaman tanaman untuk mengganti pohon yang mati akibat diracun oleh seseorang. Sedikitnya 10 bibit trembesi mereka tanam di pinggir jalan utama Kota Batu ini. Kegiatan ini mereka lakukan malam hari sepulang dari aktivitas perkuliahan. Pulang dari kuliah, kita langsung ke sini, ujar salah seorang mahasiswa. Selain Wahyu Prihananta, penasehat TEB, hadir pula ditengah-tengah para mahasiswa Sukarli Arif, tokoh lingkungan Kota Batu.
Aksi ini merupakan bentuk dari keprihatinan mereka terhadap aksi matinya sejumlah pohon akibat diracun oleh seseorang. Dengan cara menyulam ini, diharapkan ada pohon pengganti tanaman yang mati tersebut. Menurut Wahyu, di Kota Batu ini terdapat banyak sekali tanaman tepi jalan yang mati akibat diracun. Selain ditempat ini (Jl Diponegoro) ada juga di daerah Beji. Ditempat ini sederet pohon mati karena diracun, ujar Wahyu. Ia menyebut ada kurang lebih 30 pohon mati di racun oleh seseorang.Terindikasi pemberian racun pada pohon ini ada kaitannya dengan rencana pembangunan yang akan dilakukan di sekitar pohon tersebut. Kita punya bukti foto, beberapa saat setelah diracun kemudian pohon mati, selanjutnya dilakukan penebangan, tidak berselang lama pasti sudah ada bangunan baru di tempat itu, papar Wahyu. Dari penelitian yang dilakukan TEB, pemberian racun ini dilakukan lewat berbagai cara. Selain dengan menyuntikkan bahan kimia tertentu yang bisa mengakibatkan pohon mati, ada juga yang membakar bagian bawah pohon hingga mengakibatkan pohon tersebut mati. Awalnya, pelaku membuang sampah di bawah pohon, kemudian membakar sampah hingga bagian bawah pohon mati. Ironisnya, ketika kita lapor ke Pemkot Batu lewat KLH, mereka segera menebang pohon itu dengan alasan membahayakan tanpa menanam pohon pengganti, tegas Wahyu. Setiap pohon yang sudah ditebang, sudah dipastikan tidak akan ditanami lagi dengan pohon pengganti. Jika hal ini terus dibiarkan, maka dari waktu ke waktu akan semakin banyak pohon yang akan hilang. Sebab itulah, TEB berinisiatif untuk melakukan penanaman di sekitar pohon yang sudah ditebang atau pohon yang terancam mati. Sengaja dipilih pohon trembesi karena jenis pohon ini mampu bertahan hidup lebih lama dan tahan bila ada yang berniat meracun. (dan)
Mereka melakukan penyulaman tanaman untuk mengganti pohon yang mati akibat diracun oleh seseorang. Sedikitnya 10 bibit trembesi mereka tanam di pinggir jalan utama Kota Batu ini. Kegiatan ini mereka lakukan malam hari sepulang dari aktivitas perkuliahan. Pulang dari kuliah, kita langsung ke sini, ujar salah seorang mahasiswa. Selain Wahyu Prihananta, penasehat TEB, hadir pula ditengah-tengah para mahasiswa Sukarli Arif, tokoh lingkungan Kota Batu.
Aksi ini merupakan bentuk dari keprihatinan mereka terhadap aksi matinya sejumlah pohon akibat diracun oleh seseorang. Dengan cara menyulam ini, diharapkan ada pohon pengganti tanaman yang mati tersebut. Menurut Wahyu, di Kota Batu ini terdapat banyak sekali tanaman tepi jalan yang mati akibat diracun. Selain ditempat ini (Jl Diponegoro) ada juga di daerah Beji. Ditempat ini sederet pohon mati karena diracun, ujar Wahyu. Ia menyebut ada kurang lebih 30 pohon mati di racun oleh seseorang.Terindikasi pemberian racun pada pohon ini ada kaitannya dengan rencana pembangunan yang akan dilakukan di sekitar pohon tersebut. Kita punya bukti foto, beberapa saat setelah diracun kemudian pohon mati, selanjutnya dilakukan penebangan, tidak berselang lama pasti sudah ada bangunan baru di tempat itu, papar Wahyu. Dari penelitian yang dilakukan TEB, pemberian racun ini dilakukan lewat berbagai cara. Selain dengan menyuntikkan bahan kimia tertentu yang bisa mengakibatkan pohon mati, ada juga yang membakar bagian bawah pohon hingga mengakibatkan pohon tersebut mati. Awalnya, pelaku membuang sampah di bawah pohon, kemudian membakar sampah hingga bagian bawah pohon mati. Ironisnya, ketika kita lapor ke Pemkot Batu lewat KLH, mereka segera menebang pohon itu dengan alasan membahayakan tanpa menanam pohon pengganti, tegas Wahyu. Setiap pohon yang sudah ditebang, sudah dipastikan tidak akan ditanami lagi dengan pohon pengganti. Jika hal ini terus dibiarkan, maka dari waktu ke waktu akan semakin banyak pohon yang akan hilang. Sebab itulah, TEB berinisiatif untuk melakukan penanaman di sekitar pohon yang sudah ditebang atau pohon yang terancam mati. Sengaja dipilih pohon trembesi karena jenis pohon ini mampu bertahan hidup lebih lama dan tahan bila ada yang berniat meracun. (dan)
* sumber : Memo Arema
Tidak ada komentar:
Posting Komentar