Rabu, 16 November 2011

Daun, pohon, oksigen dan keikhlasan

” …Setelah dicerna kembali ternyata memang, hasil estimasi ilmiah menunjukan bahwa dalam kurun waktu satu jam selembar daun memproduksi oksigen sebanyak 5 mL, jika mengambil contoh di halaman sekolah yang ditanami pepohonan, bila rata-rata jumlah daun per pohon 300 lembar maka pohon – pohon di pekarangan sekolah akan menyumbang oksigen sebanyak, 20 pohon x 200 daun x 5 mL oksigen = 20.000 mL/ jam, angka ini setara dengan kebutuhan oksigen untuk pernafasan sebanyak 300 orang/ jam (kebutuhan oksigen untuk satu orang adalah 53 mL/ jam) , oleh karena itu semakin banyak tanaman maka semakin banyak oksigen yang di produksi melalui proses fotosintesis maka kualitas lingkungan akan semakin membaik udara menjadi lebih sejuk, memiliki nilai estetika yang tinggi jika tertata dengan baik sehingga menjadi tempat rekreasi yang terlindung dari panas dan polusi juga baik untuk kesehatan.”

Cegah Bencana Lingkungan

Relevansi "hanya satu bumi"dengan cegah bencana lingkungan" sangatlah erat, karena kita tidak bisa lari kemana lagi, karena bumi kita rumah kita, bumi kita hanya satu, menghancurkan bumi kita berarti menghancurkan kita sendiri sebagai umat manusia. Berbagai bencana yang terjadi saat ini, terkadang sulit dikategorikan sebagai bencana alam murni, kecuali gempa bumi, gunung meletus, tsunami. Tetapi, [...]
Relevansi "hanya satu bumi"dengan cegah bencana lingkungan" sangatlah erat, karena kita tidak bisa lari kemana lagi, karena bumi kita rumah kita, bumi kita hanya satu, menghancurkan bumi kita berarti menghancurkan kita sendiri sebagai umat manusia.
Berbagai bencana yang terjadi saat ini, terkadang sulit dikategorikan sebagai bencana alam murni, kecuali gempa bumi, gunung meletus, tsunami. Tetapi, terjadinya banjir bandang, tanah longsor, kebakaran hutan dan lahan, kekeringan, jelas ada pengaruh dan campur tangan manusia, dalam mengeksploitasi sumberdaya alam yang tidak memperhatikan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan, yang dapat dipastikan mengakibatkan berbagai musibah yang merugikan masyarakat, tidak hanya harta benda tetapi yang terpenting hilangnya nyawa manusia.
Bencana lingkungan, sesuatu hal yang kurang lebihnya dapat diperkirakan, walaupun dalam ketepatan hitungan hari sulit dilakukan, tetapi kedatangannya jelas dapat dibayangkan, kenapa demikian…, karena kejadiannya merupakan akumulasi dari kerusakan lingkungan yang telah mencapai puncaknya. Dan waktu antara perusakan lingkungan yang dilakukan oleh pihak pihak yang tidak peduli lingkungan, dengan bencana lingkungan yang diakibatkannya, jaraknya semakin pendek, tidak dasawarsa, tidak tahun, tidak bulan, tetapi sudah hitungan minggu atau bahkan hari.
Hal ini mengindikasikan bahwa lingkungan hidup menjadi sangat rentan terjadinya perubahan yang disebabkan karena aktivitas manusia, aktvitas manusia inilah yang justru lebih banyak menimbulkan kerentanan bagi lingkungan.
Dengan melihat percepatan perusakan lingkungan yang terjadi saat ini, maka tidak ada jalan lain bagi kita semua untuk : pertama mengerahkan segala daya upaya yang ada pada kita, untuk bertindak secara bersama mencegah, menghentikan dan memulihkan kerusakan lingkungan; kedua : revitalisasi kearifan tradisional sebagai "gerakan moral dan etika lingkungan" dalam perubahan perilaku dan perubahan sikap, melalui pemberdayaan masyarakat, untuk menumbuhkan kesadaran, kemandirian dan keberdayaan yang merupakan wujud kesadaran kolektif menuju lingkungan yang baik dan sehat.
Hari Lingkungan Hidup diharapkan menjadi titik tolak munculnya berbagai inisiatif, kreativitas dan inovasi seluruh komponen masyarakat, secara bersama-sama memberikan porsi yang signifikan bagi terciptanya "critical mass" kesadaran lingkungan.
Bencana lingkungan……, jangan tanyakan kepada rumput yang bergoyang, tapi tanyakan kepada institusi kita, perusahaan kita, kelompok kita, konstituen kita, diri kita, apakah telah membuat suatu kebijakan, keputusan atau kegiatan yang telah ikut andil menimbulkan bencana kepada lingkungan…?? harapan kita adalah tidak pernah dan tidak akan pernah.
Oleh :
Deputi MENLH Bidang Komunikasi Lingkungan dan Pemberdayaan Masyarakat.

1 komentar:

  1. hebat sekali tulisannya, memang kita harus menabung pohon untuk kelangsungan hidup kita sendiri dan anak cucu kita. Nah pohon yang kita pilih haruslah yang bernilai jual juga karena terus terang orang2 rata2 tidak mau kalau hanya untuk "sekedar" menyumbang oksigen, tapi juga harus bisa bernilai jual yang menguntungkan.

    Pohon Industri yang baik adalah jabon (jati ambon) disamping bisa sebagai pabrik oksigen, juga bisa sebagai kayu industri yang bernilai jual tinggi, saat ini 2013 per batang bisa laku 1 juta lebih hanya dengan masa panen 5 tahun.

    Anda yang ingin menanam jabon BERGARANSI PANEN sebagai investasi sekaligus menghijaukan bumi silakan kunjungi http://www.i-gistmalang.com/harga_paket_jabon/

    SUKSESKAN GO GREEN !

    BalasHapus