” …Setelah dicerna kembali
ternyata memang, hasil estimasi ilmiah menunjukan bahwa dalam kurun waktu satu
jam selembar daun memproduksi oksigen sebanyak 5 mL, jika mengambil contoh di
halaman sekolah yang ditanami pepohonan, bila rata-rata jumlah daun per pohon
300 lembar maka pohon – pohon di pekarangan sekolah akan menyumbang oksigen
sebanyak, 20 pohon x 200 daun x 5 mL oksigen = 20.000 mL/ jam, angka ini setara
dengan kebutuhan oksigen untuk pernafasan sebanyak 300 orang/ jam (kebutuhan
oksigen untuk satu orang adalah 53 mL/ jam) , oleh karena itu semakin banyak
tanaman maka semakin banyak oksigen yang di produksi melalui proses
fotosintesis maka kualitas lingkungan akan semakin membaik udara menjadi lebih
sejuk, memiliki nilai estetika yang tinggi jika tertata dengan baik sehingga
menjadi tempat rekreasi yang terlindung dari panas dan polusi juga baik untuk
kesehatan.”
Cegah Bencana Lingkungan
Relevansi "hanya satu
bumi"dengan cegah bencana lingkungan" sangatlah erat, karena kita
tidak bisa lari kemana lagi, karena bumi kita rumah kita, bumi kita hanya satu,
menghancurkan bumi kita berarti menghancurkan kita sendiri sebagai umat
manusia. Berbagai bencana yang terjadi saat ini, terkadang sulit dikategorikan
sebagai bencana alam murni, kecuali gempa bumi, gunung meletus, tsunami. Tetapi,
[...]
Relevansi "hanya satu
bumi"dengan cegah bencana lingkungan" sangatlah erat, karena kita
tidak bisa lari kemana lagi, karena bumi kita rumah kita, bumi kita hanya satu,
menghancurkan bumi kita berarti menghancurkan kita sendiri sebagai umat
manusia.
Berbagai bencana yang terjadi
saat ini, terkadang sulit dikategorikan sebagai bencana alam murni, kecuali
gempa bumi, gunung meletus, tsunami. Tetapi, terjadinya banjir bandang, tanah
longsor, kebakaran hutan dan lahan, kekeringan, jelas ada pengaruh dan campur
tangan manusia, dalam mengeksploitasi sumberdaya alam yang tidak memperhatikan
prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan, yang dapat dipastikan mengakibatkan
berbagai musibah yang merugikan masyarakat, tidak hanya harta benda tetapi yang
terpenting hilangnya nyawa manusia.
Bencana lingkungan, sesuatu hal
yang kurang lebihnya dapat diperkirakan, walaupun dalam ketepatan hitungan hari
sulit dilakukan, tetapi kedatangannya jelas dapat dibayangkan, kenapa
demikian…, karena kejadiannya merupakan akumulasi dari kerusakan lingkungan
yang telah mencapai puncaknya. Dan waktu antara perusakan lingkungan yang
dilakukan oleh pihak pihak yang tidak peduli lingkungan, dengan bencana
lingkungan yang diakibatkannya, jaraknya semakin pendek, tidak dasawarsa, tidak
tahun, tidak bulan, tetapi sudah hitungan minggu atau bahkan hari.
Hal ini mengindikasikan bahwa
lingkungan hidup menjadi sangat rentan terjadinya perubahan yang disebabkan
karena aktivitas manusia, aktvitas manusia inilah yang justru lebih banyak
menimbulkan kerentanan bagi lingkungan.
Dengan melihat percepatan perusakan lingkungan yang terjadi saat ini, maka
tidak ada jalan lain bagi kita semua untuk : pertama mengerahkan segala daya
upaya yang ada pada kita, untuk bertindak secara bersama mencegah, menghentikan
dan memulihkan kerusakan lingkungan; kedua : revitalisasi kearifan tradisional
sebagai "gerakan moral dan etika lingkungan" dalam perubahan perilaku
dan perubahan sikap, melalui pemberdayaan masyarakat, untuk menumbuhkan
kesadaran, kemandirian dan keberdayaan yang merupakan wujud kesadaran kolektif
menuju lingkungan yang baik dan sehat.
Hari Lingkungan Hidup diharapkan menjadi titik tolak munculnya berbagai
inisiatif, kreativitas dan inovasi seluruh komponen masyarakat, secara bersama-sama
memberikan porsi yang signifikan bagi terciptanya "critical mass"
kesadaran lingkungan.
Bencana lingkungan……, jangan tanyakan kepada rumput yang bergoyang, tapi
tanyakan kepada institusi kita, perusahaan kita, kelompok kita, konstituen
kita, diri kita, apakah telah membuat suatu kebijakan, keputusan atau kegiatan
yang telah ikut andil menimbulkan bencana kepada lingkungan…?? harapan kita
adalah tidak pernah dan tidak akan pernah.
Oleh :Deputi MENLH Bidang Komunikasi Lingkungan dan Pemberdayaan Masyarakat.
hebat sekali tulisannya, memang kita harus menabung pohon untuk kelangsungan hidup kita sendiri dan anak cucu kita. Nah pohon yang kita pilih haruslah yang bernilai jual juga karena terus terang orang2 rata2 tidak mau kalau hanya untuk "sekedar" menyumbang oksigen, tapi juga harus bisa bernilai jual yang menguntungkan.
BalasHapusPohon Industri yang baik adalah jabon (jati ambon) disamping bisa sebagai pabrik oksigen, juga bisa sebagai kayu industri yang bernilai jual tinggi, saat ini 2013 per batang bisa laku 1 juta lebih hanya dengan masa panen 5 tahun.
Anda yang ingin menanam jabon BERGARANSI PANEN sebagai investasi sekaligus menghijaukan bumi silakan kunjungi http://www.i-gistmalang.com/harga_paket_jabon/
SUKSESKAN GO GREEN !